Senin, 20 Februari 2012

Ketika Kita Percaya?



Cedara loen nyang meutuah!
Dalam masa yang penuh rasa takut dewasa ini, kita di tuntun dan di bawa pada satu situasi dan kondisi melewati belantara pesimisme yang kian panjang, makin tinggi nya tingkat kompetisi yang menghalalkan segala cara, sementara kemampuan kita yng terbatas, makin mahal harga barang-barang, sementara kemampuan belanja tidak kian berubah, semua usaha kita lakukan, berdoapun tidak ketinggalan, tapi semua usaha itu seolah hanya manjadi proses yang terabaikan dan seakan doapun tiada jawaban!

Cedara loen nyang meutuah!
Mari kita mencoba melihat fenomena melalui renungan sejenak dari sudut malam ini yang mampu mencemerlangkan harapan sehingga ketakutan menjadi keberanian, kelemahan menjadi kekuatan, usaha tercapai pada tujuan dan doa selalu termakbulkan, kerana keajaiban akan selalu hadir dalam ruang-ruang kepercayaan.
Terkadang kita tidak sadar dan mengerti bahwa ternyata keajaiban hanya di butuhkan pada situasi dimana kita di belenggu oleh kesulitan, lalu semakin sulit situasi yang kita hadapi cendrung makin melahirkan keluhan dan tangisan, namun jika kita memahami dengan kepercayaan, bahwasanya semakin kita menderita maka kondisi ini merupakan suatu masa dimana kita semakin dekat dengan keajaiban!

Cedara loen nyang meutuah!
Sesungguhnya keajaiban merupakan subuah kejadian yang di lahirkan oleh ibu kesulitan dan di hasil dari ayah keupayaan, maka dari itu keupayaan merukan proses pengubah nasib, meski kita diantara kita sering meragukan akan hal demikian, tapi sebenar nya ketika berbicara kepercayaan maka tidak terlepas dari nilai-nilai, yaitu nilai ketuhanan, dan ketika kita berbicara ttg kepercayaan dan melibatkan nama tuhan di sana, maka tidak ada hal yang tidak mungkin!

Sabtu, 11 Februari 2012

Hidup Untuk Kebahagian!

Hidup Untuk Kebahagiaan

Hidup adalah usaha-usaha keras dalam meraih kebahagian, Sesuatu yg paling indah dalam kehidupan ini adalah adalah kebahgian Hidup adalah keberadaan, hidup berbeda dengan ada, ada orang yang hidup hanya sekedar ada, dan setelah dia meninggal maka tiada lagi, tidak ada orang yg ingat, tidak ada bekas-bekas dari kehadiarannya di masa lalu. Tapi orang yang hidup adalah orang-orang yang mengisi kebahgiannya dengan hal-hal yang bernilai, semakin dia hidup semakin bernilai usianya, bukan orang nya yg tetap hidup lama tapi namanya tetap hidup beberapa generasi setelah dia tiada! 

Untuk hidup dalam kebahagian,sebetulnya sangat sederhana! kita yang sering mempersulit kabahagian kita, coba kita bertanya pada diri kita, apakah kita pribadi yg di senangkan atau malah sebaliknya cukup susah utk di senangkan oleh orang lain? Apakah orang harus membayar mahal utk nyenangkan kita? Apakah orang harus bersujud lantas dengan cara begitu kita akan mersa senang? Atau kita akan mereasa senang dengan melihat anak kecil dengan berjalan tertatih-tatih dengan lincah lalu berkata dengan belonya bahasa anak2? Jika kita orang yang mudah di senangkan, maka tdk heran cukup mudah kebahagian yg akan kita peroleh. 

Tapi apa bila anda berharap yang besar untuk di senangkan maka jelaslah bahwa kita menjadi pribadi yang sulit utk di bahagiakan…jadi jika kita bahagia, maka jadilah pribadi yg mudah berbahagia dan di bahgiakan dalam keadaan apapun! orang yang hidup selalu menghasil hal2 yg penting dan menghasil kan nilai yg mungkin tdk dapat di lakukan orang lain,,, Apa hal yg penting kt lakukan? Hal yg terbaik kita lakukan adalah setiap dari yg kita lakukan selalu melahir rasa senang di hati orang lain, jika segala sesuatu yg kita lakukan menimbulkan kesenangan di hati orang lain maka mari kita bangun kesenangan itu untuk kebahagian kita karena alasan kebahagian yang dibangun berdasarkan kebahgian yg telah kita berikan, karena kebaikan akan selalu melahirkan kebaikan yang berbalasan melebihi dari kebaikan yg pernah kita berikan ke orang lain! 

Sering kali kita sulit membangun kebahagian krn kita sulit percaya bhw kita bisa meraih kebahgian itu, lalu menjadikan contoh org yg menderita sebagai barometer dalam memandang kabahgian yg ingin kita raih,

Jumat, 10 Februari 2012

Bad News is the Good News!

Repost Dari http://www.kompasiana.com/saifulasra
Akhir-akhir ini di sela-sela menyusun tugas akhir perkuliahan, saya sering memamfaatkan waktu itu untuk membaca berita-berita di media masa di indonesia via jaringan internet, baik media di kampung halaman saya “Aceh” maupun media-media nasional, sekaligus mengurari kerinduan kampung halaman (saat ini di negeri seberang ”macam jauh sangat” heheh), media nasional yang paling sering saya baca salah satunya adalah KOMPAS.COM, kerana media ini yang mudah di akses dan beritanya ter-update setiap saat.

Sungguh luar biasa persoalan yang sedang terjadi pada bangsa ini, saya terheran-heran dengan pemberitaan yang ada, hampir semua berita saya ikuti, dan salah salah satu yang menarik adalah berita mengenai lahirnya anak pesinetron Sheila Marcia dengan Erdian Aji Prihartanto alias Anji (vokalis drive) yang membuahkan hasil “ Leticia Charlotte Agraciana Joseph ” dari hasil hubungan di luar nikah. Bahkan berita tentang kelahiran Shelia mengalahkan rating berita-berita lain dan nyanyian Susno Diaji serta kasus-kasus markus ataupun berita kasus century yang memang sudah lenyap akibat negasi isu yang di lakukan penguasa.

Dalam hal ini saya teringat dengan tiori Teori Big Lie “Sampaikan berita bohong berkali-kali, maka berita itu akan menjadi benar”, analalogi sederhana saya kemudian muncul satu persamaan yang sama ide dan konteks dengan kasus kehamilan shelia.

Jika berita bohong selalu di munculkan di media maka itu akan menjadi bener, apalagi masyarakat kita kononnya terkadang masih sangat kurang peka terhadap persoalan-persoalan yang terjadi, baik itu karena tidak tau, atau tidak mau tau, tapi yang jelas berita itu secara tidak langsung telah/akan menggiring masyarakat untuk membenarkan apa yang di beritakan media yang di akses oleh masyarakat.
Merujuk pada tiori Big Lie di atas, kasus shelia memiliki korelasi yang sengat jelas-jelas mengkhawatikan, dimana berita itu di update secara berulang, bahkan mengalahkan isu nasional dalam dua hari terakhir, betapa tidak pengakuan vokalis grup band Drive, Erdian Aji Prihartanto alias Anji telah di anggap sebagai pahalawan.

Sungguh sangat di sayangkan jika media-media tidak melihat nilai dan dampak yang timbul dalam masyarakat kita, berita ini juga seolah di amini oleh masyarakat tampa ada reaksi atau teguran apapun kepada media. Ketika hal ini sudah menjadi hal yang biasa dalam pikiran kita maka kejadian itu juga akan menjadi hal biasa dalam kehidupan sehari-hari!

Saya sudah menuliskan beberapa komentar saya di ruang komentar yang ada di bawah berita bersangkutan, tapi tidak satupan dari apa yang saya komentari di terbitkan, dalam hal ini saya merasa kecewa, khususnya media kompas yang tiap hari saya buka!

Mungkin sebagian orang akan mengatakan: jangan sok alim, jangan munafik….dan bla….bla….! Terlepas dari anggapan itu saya sebagai masyarakat awam yang tidak faham dengan etika pemberitaan dan pers saya merasa terusik dengan “ kebiasan yang kita benarkan, bukan yang benar kita biasakan”.

Semoga masyarakat lebih bijak dalam menilai, dengan harapan media juga tidak hanya mencari keuntungan dari berita yang “ tidak bener” yang selalu di beritakan.
Amin!

PERMOHONAN PENDERITA

Tik...tik....tik....!
Tik..tik..tik..tik!
Tik tik tik tik tik tik tik....................
Belum puaskah kau hisab darah kami?
Belum puaskah kau cucurkan keringat kami?
Belum senangkah kau lihat penderitaan kami?
Belum puaskah kau lihat menzalimi kami................?


Kami mohon pada mu yarabbi.....!
hancurkan mereka yang senang akan penderitaan kami!
Musnahkan mereka yang iri dan dengki!
Lenyapkan mereka dari muka bumi!
Dan masukkan mereka ke neraka di akhirat nanti!


Sucikan hati kami bak bidadari!
Dalam pangkuan kemaafan mu ya ilahi rabbiy..........!
by; SA
Karya:Saiful Asra

KAUSALITAS..........!


Ada lima sebab yang menjadikan mahasiswa peka dengan permasalahan kemasyarakatan sehingga mendorong mereka untuk melakukan perubahan, kesadaran inilah yang menentukan arah pergerakan mahasiswa ketika di pahami oleh mahasiswa sebagain seorang insan intelektual. Ketika pemahamani ini menjadi titik kesadaran bagi mahasiswa maka di saat itu pula kepekaan dan kepedulian mereka akan mengalami perubahan.

Pertama : Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai pandangan luas untuk dapat bergerak di antara semua lapisan masyarakat.

Kedua : Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama mengalami pendidikan, mahasiswa telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara angkatan muda.

Ketiga : Kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik melalui akulturasi sosial budaya yang tinggi diantara mereka.

Keempat : Mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan akan memiliki kelebihan tertentu dalam masyarakat, dengan kata lain adalah kelompok elit di kalangan kaum muda.


Kelima : Seringnya mahasiswa terlibat dalam pemikiran, perbincangan dan penelitian berbagai masalah masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier.

Disamping itu ada tiga bentuk sumber daya yang dimiliki mahasiswa dan dijadikan energi pendorong gerakan mereka.

Pertama :
Ialah Ilmu pengetahuan yang diperoleh baik melalui mimbar akademis atau melalui kelompok-kelompok diskusi dan kajian.

Kedua :
Sikap idealisme yang lazim menjadi ciri khas mahasiswa

Ketiga :
Potensi sumber daya tersebut ‘digodok’ tidak hanya melalui kegiatan akademis didalam kampus, tetapi juga lewat organisasi-organisasi ekstra universitas yang banyak terdapat di hampir semua perguruan tinggi.

Sumber sudah lupa :D

Cerita yang Memeraskan Hati


Berikut ini postingan menarik yang bisa menginspirasi kita semua untuk selalu bekerja keras dengan hati untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik. Sekedar share. Oh ya artikel ini saya dapat dari milis tangandiatas, yang kemudian saya pos ke website untuk berbagi dan mengisnpirasi kita semua. 
Source : http://brosurkilat.com


Kunjungan BJ Habibie ke Kantor Manajemen Garuda Indonesia
Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta
12 Januari 2012

Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya(?), Adri Subono, juragan Java Musikindo.

Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.

Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.

Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).

Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?

Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-

escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.

Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.

N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan..................

Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:

“Dik, anda tahu..............saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan.................“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, .......itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur.........Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.

Sekarang Dik,............anda semua lihat sendiri..............N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?’

Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.

Dik tahu................di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia.............

Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa................

Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua.....................?

Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.

Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”

Pak Habibie menghela nafas.......................

Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;

Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.

Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama.................

N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu.........bahkan hingga kini.

Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir.............kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.

***
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya....................

“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.

“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,

? Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!”

Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:

“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik.............organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik..................”

Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ...........................

“Dik, ..........saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ...........ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih informasi........... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........................”

Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam.............................seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.

Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan........................

“Dik, kalian tau.................2 minggu setelah ditinggalkan ibu............suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu......... Ainun......... Ainun ................. Ainun ..............saya mencari ibu di semua sudut rumah.

Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini..............’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.

Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;

1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...............3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.

Saya pilih opsi yang ketiga............................”

Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) ...................... ia melanjutkan pembicaraannya;

“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun..............dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.............

Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat............. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia”

Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata..............................

Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;

“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui.....................

Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.

Dik, asal you tahu............semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.

Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.

Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif...................”

(pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).

Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.

Jakarta, 12 Januari 2012

Salam,
Capt. Novianto Herupratomo

Bukan Kepasrahan

sahabat ku yang tercinta, dalam kebiasa kehidupan kita, kita selalu di hadapkan pada persoalan-persoalan yang setiap hari merupakan rutinitas yang tak pernah jauh dari kita, persoalan itu seolah menjadi kewajiban yg mesti dan harus kita selesaikan dengan segala kekuatan yang kita miliki.

beranjak dari persoalan yang satu kepada persoalan selanjutnya kita tidak selalu mendapati hal-hal yang baru yang selalu memberi peluang bagi kita untuk belajar memaknai setiap persoalan itu dengan penuh curiga dan penasaran akan penyelesaian dan kesudahan, berangkat dari situ kemudian kita berusaha untuk menyelesaikan setiap persoalan dengan segenap kekuatan dan upaya agar pesoalan tersebut dapat kita lewati dan dengan harap tidak terulang di kemudian hari, lalu jika persoalan itu datang dan kita di hadapkan pada persoalan yang sama dimana kita juga harus mengutip setiap sisa-sisa tenaga dengan keluhan dan peluh,,,,,!

kadang kita bertanya pada diri kita dan tidak luput terkadang menyalahkan tuhan dalam setiap persoalan yang kita lewati, tapi adakah dan pernah kita berfikir bahawa setiap persoalan yang muncul merupakan hasil dari apa yang sudah kita perbuat selama ini?

kadang kita lupa bahwa hidup yang kita lewati selama ini adalah sebuah proses yang bagi kita seolah tidak ada pilihan di dalamnya.

perlu kita merenung dan berfikir kembali, apakah bener bahwa hidup ini adalah sandiwara?
satu pernyataan yang kadang tidak pertanyakan kembali akan makna dan hakikat dari balik pernyataan yang kita dengar selama ini.

dalam setiap persoalan hidup yang terjadi seolah menggambarkan bahwa hidup memang sudah di atur, bak sandiwara dan kita harus mengikuti setiap langkah dan peran yang sudah di tentukan dalam sandiwara yang kita lakoni.....